Entas Kemiskinan Melalui Simpan
Pinjam Kelompok Perempuan
Oleh
: Hasbin Hasan
Ketua BPD Huntu Barat
Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd) yang dijadikan
"pilot
project" penguatan peran dan partisipasi masyarakat dalam kerangka tema
mengentaskan kemiskinan, sangat peduli dengan apa yang dinamakan hak dan
partisipasi perempuan. Dalam program PNPM-MPd yang mengutamakan tahapan yang
dinamakan pelembagaan partisipasi suara dan aspirasi perempuan diutamakan dan
juga menjadi salah satu prioritas.
Perempuan dan kelompok perempuan menjadi komponen penting yang menyuarakan aspirasi mereka untuk dikristalisasi menjadi formulasi input kebijakan dari program. Salah satu klausul program dalam kerangka pemberdayaan masyarakat untuk mengeliminasi kemiskinan yang berkorelasi langsung dengan perempuan, adalah program "hibah" revolving fund (kredit berputar) yang dikerangka programkan sebagai "Simpan Pinjam Perempuan" (SPP). Program simpan pinjam (SPP) khusus perempuan memiliki visi penguatan peran perempuan dalam aktivitas pengentasan kemiskinan, khususnya RTM (Rumah Tangga Miskin) dan Rumah tangga hampir Miskin. Eksistensi program SPP sendiri selama beberapa tahun terakhir telah secara signifikan dirasakan outputnya. Secara kualitatif, output dari SPP atau simpan pinjam perempuan adalah:
Pertama, mendorong peningkatan aktivitas produktif perempuan yang mampu menggerakkan sektor ekonomi mikro di pedesaan. Perempuan melalui SPP berhasil memiliki modal untuk mengembangkan usaha tanpa meninggalkan fungsi sosiologisnya sebagai ibu. Banyak anggota "koperasi simpan pinjam perempuan" yang berhasil membangun embrio bisnis keluarga untuk menambah rasio peningkatan pendapatan keluarga. Konteks keadilan gender eksistensi SPP telah mengeluarkan perempuan dari "rumah kaca" stigma peran domestiknya.
Kedua, meningkatkan solidaritas sosial dan ideologis antar kelompok perempuan. Kelompok perempuan melalui aktivits "koperasi" simpan pinjam perempuan, juga mendapatkan materi pengembangan kompetensi sosial menjadi Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM). Aktivitas Koperasi Simpan pinjam perempuan tidak sekadar memberikan jaminan utang dan pengembalian utang, namun meningkatkan ketrampilan perempuan untuk memotivasi anggota masyarakat yang lain untuk terlibat dalam program pemberdayaan.
Ketiga, melalui SPP atau koperasi simpan pinjam perempuan, perempuan bisa belajar dan meningkatkan kompetensi untuk bisa menjadi "pemimpin" komunitas. Karena dengan berkumpul dalam kelompok perempuan dalam kerangka program SPP para perempuan bisa menjalankan peran sebagai "leader" dan "massa". Yakni sebagai pemimpin dan anggota, sehingga ada latihan skema aktivitas berorganisasi.
Program pemberdayaan msyarakat melalui penguatan peran perempuan melalui SPP secara kualitatif berhasil meningkatkan keberdayaan perempuan dalam mengangkat RTM (Rumah tangga miskin) dari elevasi garis kemiskinan.
Perempuan dan kelompok perempuan menjadi komponen penting yang menyuarakan aspirasi mereka untuk dikristalisasi menjadi formulasi input kebijakan dari program. Salah satu klausul program dalam kerangka pemberdayaan masyarakat untuk mengeliminasi kemiskinan yang berkorelasi langsung dengan perempuan, adalah program "hibah" revolving fund (kredit berputar) yang dikerangka programkan sebagai "Simpan Pinjam Perempuan" (SPP). Program simpan pinjam (SPP) khusus perempuan memiliki visi penguatan peran perempuan dalam aktivitas pengentasan kemiskinan, khususnya RTM (Rumah Tangga Miskin) dan Rumah tangga hampir Miskin. Eksistensi program SPP sendiri selama beberapa tahun terakhir telah secara signifikan dirasakan outputnya. Secara kualitatif, output dari SPP atau simpan pinjam perempuan adalah:
Pertama, mendorong peningkatan aktivitas produktif perempuan yang mampu menggerakkan sektor ekonomi mikro di pedesaan. Perempuan melalui SPP berhasil memiliki modal untuk mengembangkan usaha tanpa meninggalkan fungsi sosiologisnya sebagai ibu. Banyak anggota "koperasi simpan pinjam perempuan" yang berhasil membangun embrio bisnis keluarga untuk menambah rasio peningkatan pendapatan keluarga. Konteks keadilan gender eksistensi SPP telah mengeluarkan perempuan dari "rumah kaca" stigma peran domestiknya.
Kedua, meningkatkan solidaritas sosial dan ideologis antar kelompok perempuan. Kelompok perempuan melalui aktivits "koperasi" simpan pinjam perempuan, juga mendapatkan materi pengembangan kompetensi sosial menjadi Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM). Aktivitas Koperasi Simpan pinjam perempuan tidak sekadar memberikan jaminan utang dan pengembalian utang, namun meningkatkan ketrampilan perempuan untuk memotivasi anggota masyarakat yang lain untuk terlibat dalam program pemberdayaan.
Ketiga, melalui SPP atau koperasi simpan pinjam perempuan, perempuan bisa belajar dan meningkatkan kompetensi untuk bisa menjadi "pemimpin" komunitas. Karena dengan berkumpul dalam kelompok perempuan dalam kerangka program SPP para perempuan bisa menjalankan peran sebagai "leader" dan "massa". Yakni sebagai pemimpin dan anggota, sehingga ada latihan skema aktivitas berorganisasi.
Program pemberdayaan msyarakat melalui penguatan peran perempuan melalui SPP secara kualitatif berhasil meningkatkan keberdayaan perempuan dalam mengangkat RTM (Rumah tangga miskin) dari elevasi garis kemiskinan.
Kegiatan
simpan pinjam perempuan sendiri memiliki keseriusan untuk membantu aktivitas
pengembangan ekonomi mikro pedesaan, yang berbasis keluarga. Ada rambu-rambu
penting yang menempatkan Simpan Pinjam perempuan,sebagai perwujudan keadilan
gender yang memajukan peran perempuan. Bahwa dalam aktivitas simpan pinjam
perempuan melalui kelompok perempuan diberbagai desa, ditujukan untuk kegiatan
ekonomi produktif bukan untuk kepentingan komsumsi keluarga. Simpan pinjam
perempuan, untuk membantu perempuan bisa bekerja dan berkarya disektor publik
tanpa harus menjadi "pekerja" yang dependen dengan kepentingan modal
yang sering kali bias gander. Simpan pinjam perempuan, yang terkelola dengan
baik akan menjadikan perempuan mampu berkembang menjadi small enterprenuer yang bisa meningkatkan kesejahteraan sosial
ekonomi keluarga dan menjadikan perempuan sebagai pilar penting masyarakat.
Banyak aktivitas produktif yang terfasilitasi melalui simpan pinjam perempuan.
Untuk kedepannya penting dijadikan kerangka percontohan dimana simpan pinjam
perempuan diintegrasikan dalam program pemberdayaan perempuan diberbagai bidang
sosial-kemasyarakatan. Simpan pinjam perempuan yang dikembangkan atas cluster
pedesaan akan membuat perempuan di pedesaan menjadi komunitas yang mandiri dan
tidak terbujuk oleh praktik penyesatan politik
pekerjaan. Perempuan akan bisa menjadi soko guru dalam
pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis kewilayahan. sebuah harapan yang
sedang menapak pada kenyataan sejarah. Semoga. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar